Menjadi mahasiswa baru di Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan pencapaian besar yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga membuka lembaran baru dalam kehidupan. Salah satu tantangan pertama yang dihadapi adalah menentukan tempat tinggal yang nyaman dan mendukung kehidupan akademik serta spiritual. Bagi sebagian besar mahasiswa, tinggal di asrama mahasiswa ITB menjadi pilihan utama karena dekat dengan kampus, memiliki biaya yang lebih terjangkau, dan menawarkan suasana yang kondusif untuk belajar.
Namun, bagi mahasiswa muslim yang aktif dalam kegiatan keagamaan, memilih asrama bukan sekadar soal fasilitas atau jarak. Ada pertimbangan lain seperti akses ke tempat ibadah, komunitas muslim, hingga fleksibilitas waktu untuk menjalankan ibadah harian. Artikel ini akan mengangkat kisah nyata dari beberapa mahasiswa muslim, serta membagikan tips praktis dalam memilih asrama yang sesuai dengan kebutuhan spiritual dan akademik.
Kisah Nyata: Awal Perjalanan Seorang Mahasiswa Muslim di ITB
Faris, seorang mahasiswa Teknik Mesin ITB asal Pekalongan, mengaku sempat bingung ketika pertama kali datang ke Bandung. Ia belum tahu harus tinggal di mana, dan yang paling ia khawatirkan adalah apakah ia bisa menjalankan aktivitas keagamaannya dengan nyaman.
“Awalnya saya kira semua asrama mahasiswa ITB itu sama saja, tapi setelah ngobrol dengan kakak tingkat, saya jadi tahu ada asrama yang lebih ramah untuk mahasiswa muslim. Misalnya, ada yang dekat dengan masjid kampus, ada juga yang punya komunitas pengajian sendiri di dalam asrama,” ungkap Faris.
Ia akhirnya memilih tinggal di asrama yang tidak hanya nyaman secara fisik, tetapi juga memberikan lingkungan sosial yang mendukung. Di sanalah ia bertemu teman-teman baru yang satu visi, aktif di organisasi dakwah kampus, dan saling menyemangati dalam menyeimbangkan dunia akademik dan spiritual.
Apa yang Perlu Diperhatikan Mahasiswa Muslim Saat Memilih Asrama?
Memilih tempat tinggal bukan hanya soal harga dan jarak. Ada sejumlah aspek penting yang patut dipertimbangkan, terutama bagi mahasiswa muslim yang ingin aktif secara spiritual.
1. Lokasi Strategis dengan Akses Ibadah Mudah
Salah satu hal paling mendasar adalah lokasi. Idealnya, asrama berada tidak jauh dari masjid kampus atau memiliki musholla yang memadai. Asrama yang berdekatan dengan Masjid Salman, misalnya, sangat diminati karena memudahkan akses untuk salat berjamaah, ikut kajian, bahkan mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Lingkungan Sosial yang Membangun
Lingkungan tempat tinggal sangat memengaruhi perilaku dan pola pikir. Berada di lingkungan yang banyak dihuni oleh sesama mahasiswa muslim ITB bisa memberikan dorongan positif untuk menjalankan ibadah lebih teratur, ikut kegiatan rohani, atau sekadar diskusi keislaman setelah kuliah. Sebaliknya, lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat seseorang merasa terasing atau kesulitan menjaga konsistensi spiritual.
3. Kebijakan Asrama yang Mendukung Gaya Hidup Islami
Beberapa asrama menetapkan aturan yang lebih fleksibel untuk mendukung gaya hidup mahasiswa muslim. Misalnya, memperbolehkan pengajian malam, menyediakan tempat wudhu yang bersih dan representatif, hingga tidak ada larangan penggunaan pakaian syar’i di area umum. Meski terdengar sederhana, kebijakan semacam ini sangat membantu mahasiswa muslim merasa dihargai dan diterima.
4. Komunitas Internal Asrama
Komunitas menjadi nilai tambah besar. Beberapa asrama memiliki kelompok pengajian, komunitas diskusi keislaman, atau bahkan mentoring rohani. Keberadaan komunitas seperti ini membuat mahasiswa tidak merasa sendiri. Dalam beberapa kasus, komunitas ini justru menjadi tempat belajar dan tumbuh yang bahkan lebih bermakna dibanding organisasi kampus.
Pengalaman Mahasiswa Muslim yang Hidup Mandiri
Selain Faris, ada juga Laila, mahasiswi Arsitektur ITB yang memilih tinggal di asrama perempuan di kawasan Cisitu. Ia mengungkapkan bahwa tinggal di asrama membuatnya belajar banyak hal: dari mengatur waktu, mengelola keuangan, hingga memperkuat keimanan di tengah kesibukan kuliah.
“Saya sempat takut tidak bisa istiqomah ketika jauh dari orang tua. Tapi ternyata lingkungan itu sangat menentukan. Di asrama, saya punya teman-teman yang selalu mengingatkan salat, ngajak ikut kajian, bahkan bangunin tahajud bareng,” ujarnya.
Kehidupan sebagai mahasiswa muslim ITB memang penuh tantangan, terutama dalam menjaga konsistensi ibadah dan integritas diri. Tapi dengan memilih tempat tinggal yang tepat, mahasiswa bisa menjadikan masa kuliah sebagai fase pembentukan karakter yang kokoh, baik secara intelektual maupun spiritual.
Tips Praktis untuk Mahasiswa Baru
Bagi mahasiswa baru yang sedang bingung memilih tempat tinggal, berikut beberapa tips praktis:
-
Kunjungi lokasi sebelum memutuskan. Jangan hanya melihat dari brosur atau media sosial. Langsung datang dan lihat suasananya.
-
Tanya pada senior atau alumni. Pengalaman orang lain bisa jadi panduan berharga.
-
Pertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan. Asrama yang terlalu ramai atau tidak terawat bisa mengganggu fokus belajar.
-
Pastikan ada dukungan fasilitas ibadah. Ini penting untuk menjaga ritme spiritual di tengah jadwal kuliah yang padat.
-
Periksa apakah ada komunitas muslim. Ini bisa jadi tempat belajar dan berkembang, baik dalam keislaman maupun akademik.
Menjadi Muslim Aktif dan Produktif di ITB
Memilih asrama bukan hanya soal mencari tempat tidur, tetapi tentang menemukan lingkungan yang mendukung perjalanan hidup. Sebagai mahasiswa muslim, penting untuk memilih tempat tinggal yang tidak hanya memfasilitasi aktivitas akademik, tetapi juga memperkuat identitas dan nilai-nilai spiritual.
ITB sendiri memiliki ekosistem yang cukup kondusif bagi mahasiswa muslim. Dari masjid yang aktif, komunitas dakwah yang inklusif, hingga dosen-dosen pembimbing yang terbuka terhadap diskusi keislaman. Namun semua itu baru bisa dimanfaatkan secara optimal jika mahasiswa berada di lingkungan tempat tinggal yang tepat.
Penutup
Perjalanan menjadi mahasiswa di ITB adalah kesempatan emas untuk tumbuh dan berkembang. Dengan memilih asrama mahasiswa ITB yang sesuai, terutama bagi yang ingin tetap aktif secara spiritual, mahasiswa bisa menjalani kehidupan kampus dengan seimbang dan bermakna.
Jangan ragu untuk mencari, bertanya, dan mengevaluasi pilihan tempat tinggal. Karena pada akhirnya, tempat tinggal bukan hanya tempat istirahat, tetapi juga wadah pembentukan karakter, nilai, dan arah masa depan. (R-Wien)